Junalisme kompuatsional? ya, sebagian orang Indonesia masih sedikit asing dengan kata ini termasuk saya. Awal mula saya mengenal kata ini saat mencari materi tentang data scientist atau ilmuwan data. Saat mencari di mesin pencarian google maupun duckduckgo dengan kata kunci “jurnalisme komputasional” dalam bahasa Indonesia, saya belum menemukan situs yang membahas ini, yang ada malah data driven journalism. Saya sendiri masih belum tahu apa itu data driven journalism, apakah sama dengan dengan jurnalisme komputasional tapi ketika menggunakan pencarian bahasa Inggris data driven journalism dan computational journalism menghasilkan keluaran yang berbeda.
Untuk data driven journalism sendiri di Indonesia sudah pernah ada lomba secara nasional. Sedangkan untuk computational journalism masih belum ada gaungnya di Indonesia, rata-rata yang membahas jurnalisme komputasional adalah universitas-universitas luar negeri seperti stanford dan maryland. Mereka bahkan mengadakan kursus untuk hal itu.
Menurut Wikipeida
Jurnalisme Komputasional dapat diartikan sebagai penerapan perhitungan terhadap aktivitas jurnalistik seperti pengumpulan informasi, pengorganisasian, sensemaking, komunikasi dan penyebaran informasi berita, sekaligus menjunjung tinggi nilai jurnalistik seperti ketepatan dan ketelitian. Bidang ini mengacu pada aspek teknis ilmu komputer termasuk kecerdasan buatan, analisis isi (NLP, vision, audition), visualisasi, personalisasi dan sistem recommender serta aspek komputasi sosial dan sains informasi.
Menurut Nick Diakopoulos, Ph.D dari University of Maryland
Jurnalisme Komputasional ialah sebuah kegiatan mencari dan menceritakan kembali sebuah berita dengan, oleh atau tentang algoritma. Jurnalisme Komputasional bukan tentang berpikir seperti komputer, tetapi tentang cara berpikir bagaimana menggunakan sebuah komputer untuk menyelesaikan sebuah masalah dengan tepat.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa komputasional jurnalisme adalah kegiatan jurnalistik sesuai kaidah jurnalistik untuk mencari, menganalisa dan menggunakan data dalam menyelesaikan masalah sosial secara tepat yang menggunakan kaidah ilmu komputer. Sehingga memperoleh informasi baru dalam menyelesaikan masalah sosial yang ada.
Kebanyakan kursus tentang jurnalisme komputasional menggunakan bahasa pemrogram Python, dengan begini jurnalisme kompuatsional adalah alternatif bagi saya untuk menjadi seorang ilmuwan data yang sedikit lemah dalam matematika dan statistik. Bagi kalain yang membaca artikel ini, saya juga membuat sebuah repositori di akun github saya tapi saat ini masih kosong belum ada konten karena saya masih belum memulai mempelajarinya karena ada 2 universitas yang memberikan materi kursus secara terbuka dan dapat diakses oleh semua orang yang saya tahu. Hanya saja dengan mengikuti alur materi ini kita tidak mendapatkan sertifikat melainkan sebuah pengetahuan baru.